Kamis, 28 April 2016

TUGAS 2 Pendidikan Gizi

1.      Untuk merubah perilaku gizi, sesorang harus terlebih dahulu termotivasi untuk melakukan perubahan. Menurut saudara apa yang dimaksud dengan ‘termotivasi’ ?

Orang yang termotivasi merupakan seseoang yang memiliki kepercayaan yang kuat dan stabil juga melihat suatu perilaku yang dia lakukan untuk mencapai tujuannya dari sisi manfaat positifnya bukan dari yang negatifnya sehingga untuk mencapai tujuannya perubahan perilaku yang harus dilakukan akan terasa ringan. Diharapkan mendapatkan keuntungan untuk diri sendiri sebagai hasil akhir dari perilaku. Kejadian masa mendatang tidak bisa dijadikan determinan atau perilaku disaat sekarang. Meskipun representasi mereka dipikiran kita saat sekarang bisa menjadi efek yang kuat terhadap aksi yang dilakukan sekarang. Atas hal itu kita ingin memaksimalkan hasil yang positif seperti kesehatan, rasa, tidak membuang-buang makanan dan meminimalisir hasil negative dari perilaku gizi atau makanan seperti harga atau ketidaknyamanan.

2.      Berilah contoh ‘seseorang telah termotivasi untuk merubah perilaku’. (jawaban harus rinci).

Orang-orang yang akan menaikan Berat Badan sebagai tujuannya, mereka harus merubah perilakunya dengan cara merubah pola makan dan kebiasaan makannya meskipun mereka tau hal itu sangat sulit dilakukan dan makanan yang dikonsumsi akan berharga lebih mahal dan lebih sering, misalnya kebiasaan tidak sarapan harus diubah dengan membiasakan sarapan tiap harinya dan kebiasaan pola makan yang tidak teratur atau sembarangan harus diubah dengan pola makan yang teratur dan lebih sering meskipun dalam porsi kecil. Namun hal itu dapat dilihat dari sisi positifnya karena dengan cara mengubah pola makan akan menghasilkan penaikan berat badan sama seperti tujuan diawal. Orang-orang yang sudah termotivasi akan melihat semua kesulitan yang ditemui sebagai perjalanan yang harus dijalanin.



TUGAS 1 Pendidikan Gizi

1.      Uraikan 4 elemen penting yang berkontribusi dalam efektifitas pendidikan gizi.

1.      Focus kepada perilaku : pendidikan gizi berfokus pada aksi spesifik dari individu dan praktik dan komunitas serta perilakunya hal yang penting untuk diri individu sendiri untuk masyarakat juga untuk tingkat social yang lebih tinggi. Perilaku ini juga bisa merujuk ke tujuan yang lebih besar terhadap nilai-nilai individu atau masyarakat.
2.      Penentu perilaku : pendidikan gizi secara jelas mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi perilaku dari audiens yang memiliki tujuan dan membuat modifikasi dari factor yang mempengaruhi ini (determinan atau mediator potensial dari perubahan perilaku yang diinginkan) tujuan utama dari interfensi pendidikan gizi tidak hanya semata-mata menyediakan informasi umum.
3.      Penggunaan teori : pendidikan gizi menggunakan teori dan bukti untuk mendesain pendidikan gizi
4.      Beberapa tingkat dan Durasi yang cukup : pendidikan gizi mengikuti durasi yang cukup dan pengulangan terhadap perilaku pemilihan makanan dan kegiatan makan sendiri (juga aktifitas fisik) dan menggunakan jaringan yang berbeda untuk menyampaikan pesan dengan intensitas yang signifikan dalam periode waktu yang sesuai.
5.      Strategi : pendidikan gizi mengembangkan strategi untuk merujuk kepada determinan yang telah teridentifikasi dari perilaku atau mediator potensial perubahan dan konteks lingkungan pada berbagai level pengaruh

2.      Apa yang dimakud dengan “perilaku berfokus”

Pendekatan perilaku terfokus berarti hasil yang diiinginkan adalah perubahan dalam perilaku, pola perilaku atau kebijakan. Hasil jangka panjang yang diinginkan adalah peningkatan dibidang kesehatan atau kualitas hidup untuk individu, masyrakat atau keduanya. Contoh jika intervensi bertujuan untuk menurunkan resiko kanker dan penyakit kardiovaskular maka akan terfokus pada pola perilaku yang melibatkan makan buah, sayur, gandum utuh lebih banyak dan mengurangi makanan dengan lemak jenuh yang tinggi. Perilaku spesifik yang dituju diindentifkasi dari kebutuhan, persepsi dan keinginan dari audiens yang memiliki tujuan, juga dari tujuan kesehatan dan gizi nasional, serta penemuan penelitian ilmu gizi. Perilaku harus bertujuan dan disusun berdasarkan konteks social karena perilaku mempengaruhi dan dipengaruhi oleh konteks social dan lingkungan. Focus kepada perilaku spesifik individu atau pola perilaku dan praktik masyrakat sangat penting sekarang karena mempromosikan kesehatan dan mengurangi penyakit kronis dan obesitas telah menjadi tujuan utama dari pendidikan gizi. 

Rabu, 20 April 2016

Tugas 4 halaman 106-107


Tugas 4 halaman 106-107
1.       Dengan data sebelumnya(Umur, IMT, TDS), lakukan analisa korelasi untuk TDS dan Umur
2.       Dengan data sebelumnya(Umur, IMT, TDS), lakukan analisa korelasi untuk IMT dan Umur
3.       Dengan menggunakan data Mg Serum dan Mg Tulang, hitung :
a.       nilai r
b.      Nilai β1
c.       Lakukan uji t untuk membuktikan H: β₁ = 0
d.      Lakukan uji t untuk membuktikan H : r = 0
4.       Dengan data Berat Badan dan Kadar Glukosa darah orang dewasa, hitung :
a.       nilai r
b.      Nilai β₁
c.       Lakukan uji t untuk membuktikan H: β₁ = 0
d.      Lakukan uji t untuk membuktikan H : r = 0
Jawaban :
1.      Analisa korelasi antara TDS dan Umur

Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.757a
.573
.557
9.56680
a. Predictors: (Constant), Umur


Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
59.465
13.863

4.289
.000
Umur
1.596
.261
.757
6.125
.000
a. Dependent Variable: Tekanan Darah Sistolik

Hasilnya :
·         Dependen variable adalah TDS
·         Independen variable adalah Umur
·         Nilai r = 0,757
·         Nilai β₁ = 1,596
·         Lakukan uji t untuk membuktikan H₀:β₁=0
SEβ₁ = 0,261
t = β₁ / SEβ₁ = 1,596/0,261 =  6,155
·         Lakukan uji t untuk membuktikan H₀:r=0

·         Hasil table t n=28 adalah 2,04
·         t hitung = 6,135 > t table = 2,04, maka dapat disimpulkan bahwa Umur dan TDS berkorelasi positif dan bermakna (tolak H₀)

2.       Analisa korelasi antara IMT dan Umur

Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.799a
.639
.626
3.06880
a. Predictors: (Constant), Umur

Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
2.895
4.447

.651
.520
Umur
.588
.084
.799
7.036
.000
a. Dependent Variable: Indeks Masa Tubuh

Hasilnya :
·         Dependen variable adalah IMT
·         Independen variable adalah Umur
·         Nilai r = 0,799
·         Nilai β₁ = 0,588
·         Lakukan uji t untuk membuktikan H₀:β₁=0
SEβ₁ = 0,084
t = β₁ / SEβ₁ = 0,588/0,084 =  7
·         Lakukan uji t untuk membuktikan H₀:r=0


·         Hasil table t n=28 adalah 2,04
·         t hitung = 7,035 > t table = 2,04, maka dapat disimpulkan bahwa Umur dan IMT berkorelasi positif dan bermakna (tolak H₀)

3.       Analisa korelasi antara Mg Serum dan Mg Tulang

Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.766a
.587
.566
.474
a. Predictors: (Constant), Mg Tulang


Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
.737
.278

2.647
.016
Mg Tulang
.003
.001
.766
5.201
.000
a. Dependent Variable: Mg Serum

Hasilnya :
·         Dependen variable adalah Mg Serum
·         Independen variable adalah Mg Tulang
·         Nilai r = 0,766
·         Nilai β₁ = 0,003
·         Lakukan uji t untuk membuktikan H₀:β₁=0
SEβ₁ = 0,001
t = β₁ / SEβ₁ = 0,003/0,001 =  3
·         Lakukan uji t untuk membuktikan H₀:r=0




·         Hasil table t n=19 adalah 2,09
·         t hitung = 5,22 > t table = 2,09, maka dapat disimpulkan bahwa Mg serum dan Mg tulang berkorelasi positif dan bermakna (tolak H₀)


4.       Analisa korelasi antara Berat Badan(kg) dan Glukosa mg/100 ml

Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.484a
.234
.180
9.27608
a. Predictors: (Constant), Berat Badan

Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
61.877
19.189

3.225
.006
Berat Badan
.510
.246
.484
2.070
.057
a. Dependent Variable: Glukosa

Hasilnya :
·         Dependen variable adalah Glukosa
·         Independen variable adalah Berat Badan
·         Nilai r = 0,484
·         Nilai β₁ = 0,510
·         Lakukan uji t untuk membuktikan H₀:β₁=0
SEβ₁ = 0,246
t = β₁ / SEβ₁ = 0,510/0,246 =  2,07
·         Lakukan uji t untuk membuktikan H₀:r=0





·         Hasil table t n=14 adalah 2,144
·         t hitung = 2,06 < t table = 2,144, maka dapat disimpulkan bahwa Glukosa dan Berat Badan berkorelasi negative dan tidak bermakna (H₀ diterima)